Analisa Perbandingan Struktur Bangunan Ruko Sesuai SNI 2847-2013 Dan SNI 1726-2019 Pada Lokasi Sc–Sd–Se Di Kota Medan

Penulis

  • Mentari Oktaviani UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
  • Gunawan Tarigan Universitas Islam Sumatera Utara
  • Ronal H.T Simbolon Universitas Islam Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.55616/jitu.v4i2.659

Kata Kunci:

SRPMK, Tanah Lunak, Tanah Sedang, Tanah Keras, Respons Spektrum.

Abstrak

Dalam merencanakan bangunan struktur beton bertulang harus menyertakan pengaruh gempa yang dapat menimbulkan pergerakan tanah (ground motion) dengan mengacu pada aturan SNI 1726-2019, SNI 2847-2013 untuk syarat beton struktural dan SNI 1727-2020 untuk beban desain minimum. Selain itu beban gempa yang direncanakan harus menyesuaikan kondisi tanah dimana gedung akan dibangun. Jika kondisi tanah dikategorikan tanah sedang, maka menurut SNI 1726-2019 diklasifikasikan pada kelas situs SD. Struktur yang dibangun dengan beban gempa kelas situs SD belum tentu sesuai apabila dibangun pada kondisi kelas situs SE. Maka dari itu, pada penelitian ini dilakukan analisis dengan menggunakan kelas situs yang berbeda untuk bangunan ruko pada kota yang sama yaitu kota Medan. Terdapat 3 pemodelan struktur bangunan ruko 3 lantai dengan sistem SRPMK pada 3 kelas situs tanah yaitu model 1 struktur diatas tanah lunak (SE), model 2 struktur diatas tanah sedang (SD) dan model 3 struktur diatas tanah keras (SC). Struktur menggunakan beton bertulang dan diinput dengan beban yang sama serta berdasarkan analisa linier gempa dengan metode respon spektrum. Hasil daripada analisa menggunakan bantuan program analisa struktur, didapat nilai gaya geser pada model 1, model 2 dan model 3 yaitu 215,55 kN, 189,50 kN, dan 183,90 kN. Dan untuk hasil analisis desain tulangan balok pada model 1 didapatkan jumlah tulangan longitudinal 8 D16, sedangkan hasil analisis pada model 2 dan 3 didapat jumlah tulangan longitudinal 6 D16. Hasil desain tulangan kolom untuk model 1 jumlah tulangan longitudinal 16 D25, sedangkan pada model 2 dan 3 jumlah tulangan longitudinal 12 D25. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa semakin keras tanah maka semakin kecil pula nilai gaya gempa yang dihasilkan.

Referensi

ATC-40. 1996. “Seismic Evaluation and Retrofit of Concrete Buildings”. Vol. 1. California. Seismic Safety Commission State of California.

Standar Nasional Indonesia. 2013. “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2013)”. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia. 2019. “Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Nongedung (SNI 1726-2019)”. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.

Standar Nasional Indonesia. 2020. “Beban Desain Minimum dan Kriteria Terkait untuk Bangunan Gedung dan Struktur Lain (SNI 1727-2020)”. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.

Syarif, R., dkk. 2021. “Pengaruh Klasifikasi Kelas Situs Menurut SNI 1726-2019 Terhadap Keruntuhan Progresif Pada Struktur Gedung Tidak Beraturan”. Jurnal Sainstek STT Pekanbaru. Vol. 9, No. 2.

Wicaksana, A. dan Anis, R. 2021. “Pembandingan Perancangan Bangunan Tahan Gempa Menggunakan SNI 1726:2012 dan SNI 1726:2019”. Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil. Vol. 18, No. 1.

Diterbitkan

2023-12-28

Cara Mengutip

Mentari Oktaviani, Gunawan Tarigan, & Ronal H.T Simbolon. (2023). Analisa Perbandingan Struktur Bangunan Ruko Sesuai SNI 2847-2013 Dan SNI 1726-2019 Pada Lokasi Sc–Sd–Se Di Kota Medan. Jurnal Ilmiah Teknik Unida, 4(2), 308-317. https://doi.org/10.55616/jitu.v4i2.659

Terbitan

Bagian

Articles